Minggu, 02 April 2017

Analisis Laporan Keuangan

PENDAHULUAN
           Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan  (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.
          Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis, Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan, Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya.
            Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menginterpretasikan laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu bagaimana memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis yang sering digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemenlaporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.
           Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun  berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan.

PEMBAHASAN
Pengertian Laporan Keuangan
            Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.

Tujuan Laporan Keuangan
           Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Pengguna Laporan Keuangan
          Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
  • Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
  • Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
  • Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
  • Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
  • Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan
  • Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
  • Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Pengertian Analisa Laporan Keuangan
                Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.
              Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan keuangan adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan”.
              Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: “Analisa laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
          Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan  teknik-teknik tertentu.

Tujuan Analisa Laporan Keuangan
           Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:
  1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
  2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
  3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
  4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
Teknik Analisa Laporan Keuangan.
  1. Metode Komparatif.
          Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).
  1. Metode Analisis.
         Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis  ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx.
  1. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).
         Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
  1. Metode Index Time Series.
         Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001  X 100%
Angka Dasar

Rasio Laporan Keuangan
        Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular adalah :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang termasuk dalam rasiolikuiditas adalah :
  1. Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
  2. Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.
  3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
  4. Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat menutupi hutang lancar.
  5. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total aktiva.
  6. Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total kewajiban perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas antara lain :

a. Rasio Hutang atas Modal.
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

b. Debt Service Ratio.
Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar perusahaan dapat menutupi semua hutang-hutangnya.

c. Rasio Hutang atas Aktiva.
Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.

3. Rasio Profitabilitas.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas antaralain :
  1. Profit Margin. Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
  2. Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
  3. Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
  4. Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio ini berarti semakin buruk.
4. Rasio Aktivitas.
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Yang termasuk dalam rasio ini adalah :
1. Receivable Turn Over
Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
2. Inventory Turn Over.
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksinormal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
3. Fixed Asset Turn Over.
Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
4. Total Asset Turn Over.
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
5. Periode Penagihan Piutang.
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn over.

Dasar Pembanding atau Unsur Pembanding.
            Dalam analisa perbandingan laporan keuangan, diperlukan adanya dasar pembanding, dasar pembanding dapat diambil berdasarkan kebutuhan penganalisa.
Adapun dasar pembanding yang biasanya dipakai adalah:

1. Periode atau tahun awal.
Misalnya tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi dianggap mulai menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil makatahun 2002 digunakan sebagai tahun dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun selanjutnya.

2. Periode atau tahun sebelumnya.
Dengan membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin melihat perkembangan dua tahun terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005 maka analisa perbandingan akan membandingkan antara tahun 2002 dengan 2003 atau 2003 dengan 2004 dan 2004 dengan 2005.

3. Tahun yang dianggap normal.
Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi berjalan dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang lain akan diukur atau dibandingkan dengan tahun tersebut.

Analisa Laporan Keuangan
          Pada penulisan ini akan dijelaskan tentang cara analisis laporan keuangan menggunakan rasio likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas guna mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Berikut adalah data dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk berupa Laporan Posisi  Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2012 dan 2013.
  1. Laporan Posisi Keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna:
1
2
  1. Laporan Laba Rugi PT Hanjaya Mandala Sampoerna:
3
  1. Current Ratio(CR)
Current Ratio merupakan rasio likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).
Aktiva lancar yang dimaksud terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang dagang, wesel bayar jangka pendek ; utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terutang, dan beban-beban lain yang terutang (terutama gaji dan upah).
Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek (Sartono, 2001).  CR merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. CR dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : (Prastowo, 2011)
CR =    Aktiva Lancar
                               
Utang Lancar
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas dan sebaliknya jika perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan (Murti, 2011). Current ratio yang tinggi bisa disebabkan oleh kondisi perdagangan yang kurang baik atau manajemen yang yang bobrok. Dalam masa resesi pihak manajemen mungkin enggan mengganti barangnya. Dengan demikian, persediaan barang dan utang dagang ditekan sampai tingkat yang paling rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar karena adanya kebijakan kredit dan penagihan yang kurang efektif.
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Tahun 2012 :                                                                           Tahun 2013:
CR =   21.128.313.000.000                                                    CR =   21.247.830 000.000
                                                                                          
                                      
11.897.977.000.000                                                                12.123.790.000.000
= 1,78  : 1 atau 178%                                                              = 1,75 : 1 atau 175%
Berarti Kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancer. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,78 pada tahun 2012 dan Rp 1,75 pada tahun 2013.
  1. Definisi Return on Assets (ROA)
           Return on assets merupakan rasio profitabilitas. Return on assets juga sering disebut sebagai Return on Investment (ROI). Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya dan dapat dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku (Prastowo, 2011).
           Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI).  ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
ROA dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
ROA= Keuntungan Neto sesudah pajak
                                                     
Jumlah Aktiva
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dan total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut.
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Tahun 2013:                                                                Tahun 2012:
ROA = 10.807.957.000.000                                       ROA = 9.805.421.000.000
                                                                                   
                            
27.404.594.000.000                                                  26.247.527.000.000
= 0,39 atau 39%                                                          = 0,37 atau 37%
Artinya, perusahaan berada pada zona aman. Karena, menurut surat ketetapan BI No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1% maka perusahaan berada di zona tidak aman.
  1. Definisi Debt to Equity Ratio (DER)
         Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya. DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
DER =       Total Utang
                           
Total Modal Sendiri
DER yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat (Stella,2009). DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham, DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan (Hernendiastoro, 2005).
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Pada Tahun 2012:                                                       Pada Tahun 2013
DER = 12.939.107.000.000                                        DER = 13.249.559.000.000
                                                                                   
                               
13.308.420.000.000                                                    14.155.035.000.000
= 0,97 : 1 atau 97%                                                     = 0,94 : 1 atau 94%
Artinya, Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Pada tahun 2012 Rp 97,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang dan pada tahun 2013 Rp 94,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.
Pada buku The Investing Policy (TIP), penulis mengatakan bahwa batas kewajaran utang suatu perusahaan adalah maksimal tiga kali dari modalnya, atau DER-nya 300% dan dengan catatan utang-utang tersebut bukan merupakan utang ‘berbahaya’.

KESIMPULAN
             Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang bersifat ekonomi.
Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan.
            Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).
           Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI).  ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
             Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.

DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Bambang Prof. Dr.. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. 2010. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Diposkan oleh Novi Delusion pada Minggu 01 Juni 2014 Pukul 10.47. Makalah Analisis Laporan Keuangan (PT.Indomobil Sukses Internasional Tbk). http://vienovidelusion.blogspot.com/2014/06/makalah-analisis-laporan-keuangan.html
Diposkan oleh Facultative Syariah . Analisa Laporan Keuangan. https://www.academia.edu/7391541/Analisa_Laporan_Keuangan
Diposkan oleh Pusat Bahan Ajar dan eLearning Prasojo, SE, M.Si. Analisa Laporan Keuangan. https://www.academia.edu/8893243/Analisa_Laporan_Keuangan_Bab_2_by_Prasojo_MSi
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Dan Entitas anak / And Subsidiairies Laporan Keuangan Konsolidasian/Comsolidated Financial Statements 31 Desember 2013 dan 2012/ December 31, 2013 and 2012. www.sampoerna.com
Manfaat Laporan Keuangan. http://beritaislamimasakini.com/manfaat-laporan-keuangan.htm
https://sucirakhmawati.wordpress.com/2014/12/25/analisis-laporan-keuangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar