Pengertian ERP (Enterprise
Resource Planning)
By : M. Angga Saputra (140462201049)
PENGERTIAN
ERP (Enterprise Resource Planning)
Perencanaan
sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa
Inggris-nya Enterprise Resource Planning, adalah sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan (Wikipedia, 2010).
Enterprise
Resource Planning merupakan
sebuah teknologi sistem informasi yang terintegrasi dan digunakan oleh
manufaktur kelas dunia dalam meningkatkan kinerja perusahaan. ERP adalah suatu
sistem, baik sebagai suatu sistem perencanaan ,maupun sebagai sistem informasi
(Indrajit dan Permono, 2005).
Menurut
O’Leary, ‘ERP systems are computer based systems designed to process an
organization’s transactions and facilitate integrated and real-time planning
,production, and customer response. In particular ERP systems will be assumed
to have certain characteristic’ (Indrajit dan Permono, 2005).
Gambar 1
Berdasarkan Gambar1, ERP (Enterprise resource Planning) adalah perkembangan lebih
lanjut dari MRP, closed-loop MRP dan MRP. Dari namanya dapat disimpulkan
bahwa ERP cakupannya lebih luas dari MRP II. Kedua-duanya menyangkut
perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang sudah lebih luas dari pendahulunya,
yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan material dengan perencanaan lain
seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan
perencanaan keuangan.Namun MRP II sebagaimana namanya yaitu Manufacture
Resouce Planning, masih terfokus dengan perencanaan yang langsung berkaitan
dengan manufaktur, sedangkan ERP (EnterpriseRresoruce Planning) juga
masih mengenai perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih luas lagi tidak
hanya bersangkutan langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh
perusahaan.
Sejarah
Perkembangan Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP berkembang
dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah
hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang
sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur,
logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol
aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan,
manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Enterprise Resource
Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II),
memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen
proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada
performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan
bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri.
Berikut
beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan :
- Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun.
- Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang signifikan.
Berikut ini
tahapan evolusi ERP :
- Tahap I : Material Requirement Planning (MRP) : Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material.
- Tahap II: Close-Loop MRP : Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan.
- Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II) : Merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan
- Tahap IV: Enterprise Resource Planning : Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah
- Tahap V: Extended ERP (ERP II) : Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan tahun 2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.
Konsep Dasar
Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut ini
adalah konsep dasar tentang Enterprise Resource Planning (ERP), antara lain:
- Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.
- ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
Karakteristik Enterprise
Resource Planning (ERP)
Sistem ERP
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
- Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
- Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
- Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
- Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.
- Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.
Sedangkan
karakteristik ERP menurut Daniel E. O’Leary meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
- Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
- Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
- Sistem ERP menggunakan basis data perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
- Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time)
- Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan.
Modul –
Modul Standar
Sedangkan
modul-modul standar yang biasanya terintegrasi di dalam suatu sistem ERP
setidaknya minimal terdiri atas:
- Keuangan
- Akuntansi Finansial : Secara fungsional modul akuntansi finansial berfungsi untuk mengumpulkan dan mengelola seluruh data finansial hingga mampu menyajikan laporan dari hasil relasi data dari beberapa departemen.
- Kontrol : Modul kontrol ini berfungsi untuk mengelola data-data yang terkait dengan antara lain akuntansi laba biaya, cost center, manajemen proyek, dsb.
- Fixed Asset Management : Dalam menjalankan operasionalnya setiap lembaga memiliki beban biaya yang dikeluarkan untuk investasi aktiva tetap, sewa dan gedung. Dalam modul ini mendukung pekerjaan pengadaan, pemeliharaan, penjualan/penghapusan, penarikan hingga depresiasi nilai aktiva.
- Logistik
Modul
logistik secara fungsional digunakan untuk memproses pengadaan, penjualan dan
distribusi logistik yang digunakan oleh perusahaan.
- Sumber Daya Manusia
Sumber daya
manusia adalah asset terbesar perusahaan yang memerlukan pengelolaan yang baik dan
terukur dari mulai perekrutan, penjadualan dan pemrosesan gaji.
Pekerjaan-pekerjaan
rutin bisnis yang terkait sumber daya manusia seperti pembayaran gaji,
manajemen tugas, ongkos tugas luar kantor, bonus/kompensasi, perekrutan hingga
perencanaan kebutuhan tenaga kerja dapat dikelola oleh modul sumber daya
manusia.
- Business Process Support
Setiap
perusahaan selalu terkait dengan masalah manajemen arus kerja dan solusi
industri. Kedua hal tersebut digunakan sebagai kendali atas setiap unit fungsi
yang ada di dalam perusahaan.
- Rantai Pasokan (SCM = supply chain management)
SCM
sebenarnya adalah modul yang menjadi fokus yang mutakhir dalam pengembangan
sistem ERP.
Penerapan
SCM yang baik dengan memanfaatkan Internet adalah solusi yang sangat efektif
dalam penghematan biaya perusahaan. Proses perencanaan hingga optimalisasi
penyimpanan dan penggunaan logistik sangat membantu dalam memperbaiki prediksi
permintaan serta efisiensi bagi perusahaan.
- Dukungan E-Commerce
Transaksi
elektronik yang terintegrasi melalui media Internet adalah tren masa kini yang
mendorong terjadinya proses bisnis komersial yang efektif. Dengan dukungan
e-commerce yang baik maka produsen dapat langsung berhadapan dengan pengguna
akhirnya yang berakibat pada pemotongan biaya yang cukup signifikan.
Keuntungan Enterprise
Resource Planning (ERP)
Keuntungan
dari implementasi ERP antara lain:
- Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan lebih baik.
- Standarisasi Proses Operasi. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
- Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan
diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur.
Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return
on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
- Pengurangan lead-time
- Peningkatan kontrol keuangan
- Penurunan inventori
- Penurunan tenaga kerja secara total
- Peningkatan service level
- Peningkatan sales
- Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
- Peningkatan market share perusahaan
- Pengiriman tepat waktu
- Kinerja pemasok yang lebih baik
- Peningkatan fleksibilitas
- Penggunaan sumber daya yang lebih baik
Kerugian dan
Kelemahan
Enterprise
Resource Planning (ERP)
Kerugian
yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
- Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
- Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
- Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
- Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
- Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Beberapa
kelemahan ERP juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah
sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) :
- Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.
- Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
- Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah
- Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
Keberhasilan
Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)
Ada beberapa
hal yang sangat menentukan keberhasilan implementasi sebuah ERP :
- Bisnis proses yang matang.
Hal ini
merupakan suatu syarat mutlak bagi sebuah perusahaan yang akan melakukan
implementasi ERP. ERP tidak akan dapat diimplementasikan di sebuah perusahaan
yang tidak memiliki bisnis proses yang jelas.
- Change Managementyang baik.
Tidak dapat
dipungkiri, implementasi sebuah sistem akan selalu diikuti dengan perubahan
“kebiasaan” dalam perusahaan tersebut. Change management sangat
diperlukan untuk memberi pendidikan kepada pengguna, operator atau siapa pun
yang akan bersentuhan langsung dengan sistem yang baru. Harus betul-betul dapat
dijelaskan kenapa perusahaan ini perlu mengganti sistemnya, seberapa
efektif sistem baru ini buat perusahaan, apa masalah-masalah di sistem
lama yang dapat dipecahkan oleh sistem baru.
- Komitmen
Sebuah
implementasi ERP dalam perusahaan, pasti akan menyita banyak waktu dan tenaga.
Komitmen dari pimpinan perusahaan sampai pengguna yang akan bersentuhan
langsung dengan sistem, mutlak sangat diperlukan.
- Kerjasama
Kerjasama
harus dilakukan dengan baik antara internal perusahaan maupun antara perusahaan
dengan konsultan yang melakukan implementasi. Konsultan dan pengguna
sudah betul-betul menyatukan visi untuk keberhasilan implementasi ini
- Good Consultant
Pengalaman
konsultan yang melakukan implementasi juga sangat berpengaruh dalam
sebuah implementasi.
Kegagalan Enterprise
Resource Planning (ERP) dan Cara Mengatasinya
Beberapa
faktor penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :
- Manajemen perubahan dan training.
Biasanya
kesulitan terbesar terletak pada perubahan praktek pekerjaan yang harus
dilakukan. Disamping itu training yang melibatkan banyak modul seharusnya
dilaksanakan seawal mungkin.
- Perencanaan yang buruk.
Perencanaan
harus mencakup beberapa area seperti hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk
membuat keputusan pada konfigurasi sistem.
- Meremehkan keahlian IT.
Implementasi
ERP membutuhkan keahlian staff ditingkatkan dengan baik.
- Manajemen proyek yang buruk.
Hanya
sedikit organisasi yang mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun
sering kali konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak
membagi tanggung jawab.
- Percobaan-percobaan teknologi.
Usaha-usaha
untuk membangun interface, merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan
merubah data biasanya diremehkan.
- Rendahnya keterlibatan Eksekutif.
Implementasi
membutuhkan keterlibatan eksekutif senior untuk memastikan adaya partisipasi
yang terdiri dari bisnis dan IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.
- Meremehkan sumber daya.
Sebagian
besar budget melebihi target terutama untuk manajemen perubahan dan training
user, pengujian integrasi, proses-proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan
dan biaya konsultan.
- Evaluasi software yang tidak mencukupi.
Organisasi
biasanya tidak cukup memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai
mereka sepakat untuk membeli.
Untuk
mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang telah dilakukan, antara lain:
- Implementasi Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola perubahan-perubahan yang terjadi dalam implementasi ERP.
- Pendekatan dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui presentasi-presentasi untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan implementasi sistem tersebut & melibatkan eksekutif dalam menyelesaikan project yang sedang dijalankan.
- Pengembangan Sistem Recovery dalam Implementasi ERP. Merencanakan pembentukkan / pengembangan project harus dengan perencanaan yang matang.
Software Enterprise
Resource Planning (ERP)
Berikut ini
akan dibahas 3 software ERP yang ada pada saat ini.
- AXAPTA
Micfosoft
Axapta yang saat ini dikenal dengan nama Micfosoft Dynamics Ax adalah sebuah
aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul
manufacturing, supply chain management, financial management, sampai dengan
business analysis. Sebagaimana software ERP yang lain, Axapta dapat
megintegrasikan berbagai bagian dalam perusahaan dan mempercepat penerimaan
informasi dari masing-masing bagian sehingga dapat membantu manager dalam
pengambilan keputusan. Microsoft Dynamics Ax ini sangat cocok bila digunakan
pada perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan akan sangat membantu
bagi perusahaan yang memiliki multi lokasi.
Microsoft
Dynamics AX terbagi kedalam berbagai kategori, yaitu : Modul Financial ( buku
besar, piutang, dan kewajiban ), Modul Distributon ( pesanan pembeli ,
persediaan, dan kebutuhan barang baku ), Modul Project ( manajemen proyek )
- ORACLE ERP
Basis data
Oracle adalah basis data relasional yang terdiri dari kumpulan data dalam suatu
system manajemen basis data RDBMS. Perusahaan perangkat lunak Oracle pertama
kali dikembangkan pada tahun 1977 dan hingga saat ini Oracle memasarkan jenis
basis data yang dapat digunakan pada berbagai jenis dan merk platform seperri
Mac, LINUX dan Windows, namun yang lebih ditekankan adalah platform menengah
seperti UNIX dan LINUX. Hingga saat ini Oracle telah mengeluarkan versi
terbarunya yaitu Oracle 11g.
Modul yang terdapat dalam Oracle adalah : Inventary, pembelian, pengelolaan pesanan, BOM, WIP, penetapan biaya, ASCP, MRP, ODP, WMS, AP, AR, GL, FA, CM.
Modul yang terdapat dalam Oracle adalah : Inventary, pembelian, pengelolaan pesanan, BOM, WIP, penetapan biaya, ASCP, MRP, ODP, WMS, AP, AR, GL, FA, CM.
- SAP
SAP adalah
perusahaan software terbesar keempat di dunia yang berpusat di Jerman dan
berdiri sejak tahun 1972. SAP menawarkan solusi ERP lengkap dengan modul yang
terintegrasi untuk CRM dan SCM. Mereka memiliki solusi yang komprehensif untuk
mengatasi kebutuhan industry terutama manufaktur. SAP dapat membantu pengguna
dalam mengangani Customer Relationship Management, ERP , Product Lifecycle,
Supply Chain Management, dan Supplier Relationship Management. SAP mengutamakan
produknya bagi perusahaan kelas menengah ke atas.
Biaya
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
Berikut
merupakan komposisi biaya pada implementasi ERP
Dimana,
Secara umum biaya implementasi bervariasi, sebagai berikut:
- Skala SME (Small-Medium) berkisar dari US$ 30.000 – US$ 700.000
- Skala Medium berkisar dari US$ 700.000 – US$ 3 juta
- Skala besar lebih dari US$ 3 juta
Perusahaan
Pengguna Enterprise Resource Planning (ERP)
Gambar
dibawah ini merupakan beberapa perusahaan yang menerapkan sistem ERP.
STUDI KASUS
Penerapan
ERP Pada Perusahaan (Sukses) contoh nya seperti PT.SEMEN GRESIK
IMPLEMENTASI
ERP PADA PT. SEMEN GRESIK
- Semen Gresik adalah perusahaan bergerak di industri semen, yang didirikan sejak tahun 1957. Pada bulan Juni tahun 2001, ERP mulai diaplikasikan untuk mendukung bisnis proses yang ada di Semen Gresik dengan penerapan pertama kali dilakukan di bagian finansial. Dengan berjalannya waktu, implementasi dilakukan di bagian penjualan dan kemudian di bagian manufakturing.
Ada beberapa
hal yang melatar belakangi Semen Gresik untuk mengimplementasikan ERP (Garside,
2004), yaitu :
Kebutuhan
‘Back Bone System’ yang kuat dan mampu memberikan informasi yang relevan dan
tepat waktu.
Kebutuhan
integrasi sistem informasi Semen Gresik Group (SSG) guna mendapatkan sinergi
yang lebih optimal. Faktor-faktor yang mendorong adanya kebutuhan integrasi
tersebut diantaranya adalah :
Bergabungnya
Semen Tonasa dan Padang sebagai subsidiary Semen Gresik (distributor) Semen
Gresik tersebar di wilayah Jawa-Bali sehingga membutuhkan sistem
tersentralisasi untuk pengiriman ordernya agar order dapat segera diproses dan
dipenuhi.
Jaringan
distribusi Semen Gresik memiliki dua pabrik, dua puluh tiga gudang penyangga,
seratus dua puluh distributor dan empat puluh Ekspeditur. Order dari
distributor dapat dipenuhi dari pabrik maupun gudang penyangga sehingga perlu
sistem informasi yang terintegrasi diantara pabrik, gudang dan distributor.
Jaringan
pengiriman semen sangat kompleks dan melibatkan Ekspeditur untuk
menyelenggarakan jasa transportasi di Semen Gresik, menyebabkan kebutuhan
untuk mengintegrasikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pengiriman
barang terutama dengan pihak Ekspeditur.
Semen Gresik
sebenarnya telah menggunakan aplikasi buatan sendiri (in-house development)
berbasis program Foxbase dan database Sybase sejak 1989. Sayangnya,
aplikasi-aplikasi yang digunakan hanya untuk menunjang operasional bisnis di
tingkat departemen/bagian, dan belum terintegrasi antara satu dan lainnya.Dalam
perjalanannya, sistem tersebut tidak bisa mengakomodasi kebutuhan perusahaan —
khususnya para user — yang dari waktu ke waktu terus berkembang.Jadi,
perkembangannya di-drive oleh para user.Dan dalam praktiknya, tenaga TI memang
bisa mengembangkan sesuai kebutuhan mereka.Karena itu, manajemen PT. Semen
Gresik akhirnya memutuskan mencari solusi baru yang lebih powerful dan bisa
terintegrasi dari hulu ke hilir.Manajemen Grup Semen Gresik sangat berkeinginan
memiliki sistem informasi yang bisa dipakai untuk menunjang aspek operasional,
taktis bahkan strategis. Sistem itu juga harus mampu menciptakan kemudahan,
kecepatan dan kenyamanan bagi mata rantai bisnis di lingkungan perusahaan:
pemasok, pelanggan, tiap departemen dan unit-unit di lingkungan Grup Semen
Gresik, serta stakeholder lainnya. Untuk merealisasikannya, pada Oktober 2000
dibentuklah Tim Proyek Sistem Informasi Grup Semen Gresik.
PROSES
IMPLEMENTASI ERP PADA PT. SEMEN GRESIK
Proses
Implemetasi ERP
Berikut ini
adalah tugas Tim Proyek Sistem Informasi Grup Semen Gresik :
- Mendefinisikan rencana proyek yang realistis dan melaksanakan perubahan proses bisnis sesuai tujuan perusahaan.
- Melaksanakan tahap-tahap pengembangan dan penerapan sistem dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
- Mengusulkan penunjukan konsultan dan penetapan platform Sistem Informasi Perusahaan.
- Menyusun rencana anggaran dan melaporkan realisasi biaya proyek.
- Melaksanakan pengadaan barang dan jasa dalam batas-batas tertentu yang ditetapkan oleh direksi.
- Membuat laporan manajemen secara berkala dan menyusun dokumentasi proyek.
Setelah
melalui proses cukup panjang — memakan waktu hampir 1,5 tahun — Semen Gresik
akhirnya memutuskan memakai solusi ERP JD Edwards. Alasannya, solusi ini merupakan
solusi Best Practice, serta cukup fleksibel dan mudah diimplementasikan.
Bahkan, beberapa pemain semen terbesar di dunia menggunakan solusi ini, seperti
Lafarge, Cemplank, Argos, Cockburn Cement, Cruz Azul, Calme Cementi,
Ferrobeton.
Sebelum
diimplementasi, Tim Proyek meneliti lebih jauh calon user (stakeholder
analysis) selama hampir empat bulan. Salah satu tujuannya: mengetahui sejauh
mana tanggapan dan apresiasi mereka terhadap sistem baru yang akan segera
diimplementasi. Hasilnya, beberapa calon user di sejumlah departemen memang ada
yang menunjukkan resistensi terhadap perubahan, namun secara umum banyak yang
menerima terhadap solusi ini.
Proses
selanjutnya adalah perusahaan membeli beberapa perangkat hardware yang
mendukungnya. Pada saat yang hampir bersamaan, perusahaan membangun jaringan
LAN/WAN ke seluruh cabang hingga ke gudang-gudang yang tersebar di beberapa
lokasi dan proses ini saja memakan waktu hingga dua tahun.
Proses
implementasi modul-modul ERP ini, dimulai pada November 2000. Modul
Maintenance, Inventory dan Purchasing bisa go live Oktober 2001. Menyusul
kemudian modul Finance pada Januari 2002, dan terakhir modul Sales Order &
Transportation bisa diselesaikan pada Juli 2002.
Proses
impelementasinya dilakukan secara bertahap atas pertimbangan efektivitas. Pada
fase ini, Semen Gresik dibantu oleh konsultan Berca HardayaPerkasa dan Praweda.
Ada sekitar 60 orang yang terlibat pada fase ini: 10 tenaga TI, dan sisanya
terdiri dari para user dari berbagai departemen. Hal yang paling rumit terjadi
adalah pada saat implementasi modul Sales Order & Transportation karena
untuk modul ini, para user-nya tidak hanya dari kalangan internal, tapi juga
berbagai mitra bisnis, seperti para buyer (distributor), toko-toko, dan
perusahaan ekspeditur/transporter (pengangkut semen) yang jumlahnya sekitar 100
dan tersebar dari Serang, Madura hingga Bali. Sehingga kendalanya justru
terletak pada sisi SDM-nya, bukan pada sistemnya. Oleh karena itu, sebelum
implementasi, dilakukan proses sosialisasi. Antara lain, dengan mengumpulkan
seluruh distributor dan memberikan briefing kepada mereka. Setelah proses
implementasi selesai, dilanjutkan dengan tahap internalisasi (bersifat teknis):
tim TI Semen Gresik mendatangi para distributor di tiap daerah satu per satu.
- Semen Gresik harus mengeluarkan dana sekitar Rp 46 miliar lebih. Namun, biaya sebesar itu tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan sistem dan infrastruktur di Semen Gresik, tapi juga mencakup Semen Padang dan Semen Tonasa.
Anggaran
Implementasi ERP di Grup Semen Gresik:
- Perangkat lunak JD Edwards termasuk lisensi: Rp 7,3 miliar.
- Perangkat keras (server & client), Database dan Jaringan: Rp 30 miliar.
- Jasa Konsultan: Rp 5,2 miliar.
- Pendidikan dan Latihan: Rp 2,9 miliar.
- Umum & Administrasi: Rp 800 juta.
- Tata Ruang: Rp 400 juta.
Dalam
mengimplementasikan ERP di Semen Gresik, beberapa aspek teknis yang dilakukan
oleh departemen Information Technology (IT) diantaranya :
- Mengimplementasikan sofware J.D.Edwards
- Membangun sistem jaringan komputer (LAN/WAN)
- Membangun infrastruktur server dan database
- Membangun tata ruang sistem informasi
- Menyusun dokumentasi sistem.
Sedangkan
aspek non teknis yang dipertimbangkan oleh departemen IT pada khususnya serta
perusahaan pada umumnya dalam menyongsong implementasi ERP adalah :
Komitmen
manajemen agar implementasi berhasil sehingga yang dipertimbangkan tidak lagi
apakah Software tersebut yang ”The Best”.
Proses
mapping dilakukan karena bisnis proses J.D.Edwards ternyata tidak sama dengan
bisnis proses yang dijalankan Semen Gresik. Dari proses mapping ini ada dua
kemungkinan yaitu bisnis proses semen Gresik mengikuti J.D.Edwards atau
sebaliknya. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah mengkaji efek dalam jangka
panjang dan pendek terhadap pemilihan bisnis proses yang akan dipakai. Sebagai
contoh proses pengadaan barang diputuskan oleh Semen Gresik untuk mengikuti
bisnis proses J.D.Edwards.
Perubahan
bisnis proses dan implementasi ERP menyebabkan perubahan-perubahan dalam
struktur organisasi berupa bertambahnya job discription dan unit-unit kerja
baru yang berfungsi untuk mendukung implementasi ERP.
Aplikasi
”Change Management” untuk mengelola perubahan-perubahan yang terjadi dengan
adanya implementasi ERP.
Kendala-kendala
dalam Implementasi ERP
Beberapa
kendala yang dihadapi oleh pihak Semen Gresik dalam implementasi dikategorikan
menjadi 3 aspek :
- Teknis, diantaranya masalah bahasa dan perubahan dari model hard copy menjadi model display. Penggunaan Software ERP menuntut terminologi istilah yang sama sehingga istilah-istilah dalam produksi, penjualan, dan lain-lain yang digunakan di Semen Gresik harus dirubah sesuai istilah-istilah dalam ERP yang berbahasa Inggris. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen secara tradisional dilakukan dengan menggunakan model hard copy dimana Manajer menandatangani tumpukan kertas yang dimejanya dipaksa untuk membuka komputer karena proses Approval dilakukan melalui media tersebut (model display).
- Budaya, implementasi ERP yang berbasis penggunaan teknologi menuntut perubahan-perubahan yang harus dilakukan karyawan diantaranya harus aware terhadap penggunaan software tersebut (sebagai contoh selalu update data).
- Politik, kendala yang menghambat implementasi berasal dari dalam tubuh departemen IT sendiri dan dari luar departemen.
Sebagian
besar karyawan IT merasa pekerjaannya akan hilang karena digantikan oleh sistem
tersebut. Hal ini dikarenakan sebelum penerapan sistem ERP, bagian IT inilah
yang bertanggung jawab untuk membuat aplikasi-aplikasi sesuai dengan kebutuhan
user disemua departemen.Beberapa karyawan di luar departemen IT juga merasa
terancam dengan berkurangnya kekuasaan karena sebagian pekerjaan akan dilakukan
oleh software ERP.
Dengan
alasan politis tertentu, beberapa unit kerja yang sebenarnya bisa dihapus
dengan penerapan J.D.Edwards tidak dapat dilakukan.
Keengganan
user atau karyawan departemen lain pada saat diimplementasikan software karena
adanya unsur ”ketidakpercayaan” terhadap departemen IT. Ketidakpercayaan
tersebut timbul karena ketakutan bahwa data-data atau laporan-laporan rahasia
mereka akan diketahui oleh bagian IT selaku administrator.
Untuk
mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang telah dilakukan pihak Semen
Gresik :
- Implementasi Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola perubahan-perubahan yang terjadi dalam implementasi ERP.
- Pendekatan dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui presentasi-presentasi untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan implementasi sistem tersebut.
- Pengembangan Sistem Recovery dalam Implementasi ERP.
HASIL
IMPLEMENTASI ERP
Dengan
implementasi yang telah dilaksanakan di Semen Gresik ada beberapa perbaikan
yang diperoleh diantaranya :
- Mempercepat proses order dari distributor sehingga membantu meningkatkan penjualan semen.
- Mempercepat waktu pembuatan laporan keuangan, dari sebelumnya per tanggal lima belas menjadi tanggal lima sudah tercetak semua laporan.
- Meningkatkan keakuratan informasi
- Proses bisnis yang berlangsung di perusahaannya jauh lebih efisien. Semua proses bisnis di berbagai departemen sudah bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
- Dari sisi produktivitas karyawan, terjadi peningkatan yang mengacu pada survei internal perusahaan, setelah 6 bulan sistem baru itu go live, umumnya user mengaku puas.
KESIMPULAN
Implementasi
ERP di Semen Gresik jelas memerlukan perubahan-perubahan budaya organisasi
terutama dikaitkan dengan cara bekerja, misalnya karyawan dituntut terus
menerus untuk meng-update data karena informasinya diberikan oleh sistem ini
harus bersifat real time. Dengan berjalannya waktu ternyata pihak Semen Gresik
dapat melakukan perubahan budaya organisasi sehingga user lebih siap dalam
mengoperasikan sistem yang baru. Implementasi ERP di Semen Gresik dapat dilihat
bahwa perusahaan tersebut telah mengelola perubahan-perubahan dengan cukup
baik, terbukti dengan dilakukannya aktivitas berikut :
- Mengelola perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat implementasi dengan mengadopsi CAP.
- Melakukan pendekatan-pendekatan kepada departemen yang akan diimplementasi untuk mendapatkan komitmen. Komitmen ini sangat penting untuk meyakinkan bahwa mereka akan menggunakan dan mendukung sistem ERP.
Dari
pembahasan diatas, ada satu faktor penting lagi yang membawa kesuksesan
implementasi ERP di Semen Gresik yaitu komitmen manajemen, dimana dari awal
pihak manajemen sudah mempunyai inisiatif untuk menerapkan sistem ini.
Dengan
menerapkan ERP, maka perusahaan harus memilih antara merubah bisnis proses yang
dimilikinya untuk menyesuaikan dengan sistem ERP atau sebaliknya. Agar dapat
memilih, perusahaan yang akan mengimplementasikan ERP tentunya harus sudah
mempunyai bisnis proses sehingga dapat membandingkan dengan bisnis proses dari
sistem ERP. Dari perbandingan tersebut, jika bisnis proses yang dimiliki
perusahaan sudah matang maka tidak banyak perubahan yang dilakukan. Semen
Gresik memutuskan untuk beberapa bisnis proses ada yang mengikuti sistem
J.D.Edwards dan ada yang tidak.
Dari
pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa faktor kunci
kesuksesan implementasi ERP di Semen Gresik, yaitu : bisnis proses yang matang,
manajemen perubahan yang baik, komitmen mulai dari level manajemen sampai ke
user, dan perubahan budaya organisasi. PT. Semen Gresik berhasil
mengintegrasikan perubahan dengan mempertimbangkan business process, people dan
IT