Proses
Bisnis Produksi
Pengendalian
produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi kekayaan
merupakan fungsi yang ada dalam poses bisnis produksi pada peusahaan
pemanufakturan. Pada peusahaan nonpemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas
produksi merupakan fungsi yang terpisah. Akan tetapi pada banyak organisasi,
fungsi ini menangani persediaan dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti
menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, prinsip pengenalian produksi relevan
untuk banyak organisasi.
Di dalam pengendalian Siklus Transaksi pada Proses
Bisnis Produksi ada 4 elemen yaitu:
1.
Pengendalian
Produksi
2.
Pengendalian
Persediaan
3.
Produksi
Just-in-Time (JIT)
4.
Aplikasi
Akuntasnsi Kekayaan
1.
Pengendalian
Produksi
Yakni Sistem Akuntansi biaya yang berfokus pada
pengelolaan persediaan pemanufak turan: bahan baku, bahan baku dalam proses,
dan barang jadi. Job costing memerlukan sistem pengendalian pesanan
produksi. Job costing merupakan prosedur yang harga perolehan didistribusikan
ke job khusus atau pesanan produksi. Pada process costing, harga perolehan
dikomplasikan dalam proses atau rekening departemen secara periodik. Pada
setiap akhir periodik, harga perolehan untuk setiap proses dibagi dalam unit
yang diproduksi untuk menentukan rata-rata hrga perolehan per unit. Process
Costing digunakan jika tidak memungkinkan untk mengidenifikjasi pekerjaan atau
lot produksi sebelumnya. Pengendalian persediaan dan produksi didasarkan pada
pemisahan fungsi dan pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan produksi,
formulir permintaan material, dan kartu jam kerja karyawan.
Pada pengendalian produksi ada 3 proses pengendalian
yaitu:
Ø File dan Laporan
Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan file/daftar
material dan file/daftar operasi master. Daftar Material berisi daftar
semua bahan yang diperlukan dan deskripsinya dalam pesanan subperakitan. Daftar
Operasi Master mirip dengan daftar material, yang berisi operasi tenaga
kerja rinci, urutan pengerjaan dan kebutuhan mesin yang berkaitan dengan
pengerjaan tersebut. Ketersediaan sumber daya untuk produksi dikomunikasikan ke
fungsi pengendalian produksi dengan menggunakan laporan status persediaan dan
laporan ketersediaan faktor. Laporan status persediaan berisi sumber
daya dalam persediaan yang tersedia untuk produksi. Laporan ketersediaan
faktor berisi ketersedian sumber daya tenaga kerja dan mesin. Dokumen ini
merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.
Ø Arus Transaksi
Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi
untuk departemen produksi untuk membuat produk. Permintaan material diterbitkan
untuk setiap pesanan produksi untuk mengotorisasi departemen pesediaan untuk
mengeluarkan material ke departemen produksi. Di dalam alur permintaan material
dan pesanan produksi fungsi akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi
langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen produksi ketika
pesanan produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan
permintaan material dari fungsi pengendlian persediaan dan departemen produksi.
Di dalam arus transaksi ini, ada Operasi tenaga kerja yang dicatat pada kartu
pencatat waktu kerja yakni rekonsiliasi periodik dari kartu pencatat waktu
dengan laporan tenaga kerja produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan
yamh telah selesai pada pesanan produksi individual yamh telah dipindahkan
melalui proses produksi. Laporan ini digunakan untuk memonitor status pesanan
produksi yang belum selesai dan, jika diperlukan, dapat dilakukan revisi pada
jadwal departemen produksi.
Ø Akuntansi Biaya
Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk
mengolah file pencatatan barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada
file ini ketika menerima pesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh
pengendalian produksi. Setelah pesanan produksi selesai dan barang sudah
ditransfer ke persediaan, beberapa dokumen diperbarui. Pengendalian produksi
memindahkan pesanan produksi dari file pesanan produksi yang masih terbuka.
Pencatatan persediaan barang jadi diperbarui untuk menunjukan ketersediaan
produk.
Pengendalian produksi juga membutuhkan pembandingan
produksi dan analisis dari faktor-faktor yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan
dengan biaya yang sesungguhnya. Pengendalian terhadap hilangnya persediaan dan
pengelolaan level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang penting
untuk pengendalian produksi secara keseluruan.
2.
Pengendalian
Persediaan
Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa
pencatatan persediaan dan laporan yang berisi informasi sepeeti penggunaan
persediaan, saldo persediaan, dan level maksimum dan minimum dari persediaan.
Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan yang digunakan sebagai
pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item tambahan untuk menghindari
kondisi tidak memiliki persediaan. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah
meminimumkan biaya persediaan total, keputusan penting yang dibuat adalah ukuran
jumlah dari setiap pesanan yang disebut economic order quantity(EOQ).
Jika EOQ telah dihitung, maka keputusan dapat dilakukan.
Bagian penting dari pengendalian persediaan adalah
evaluasi perputaran persediaan untuk menetukan umur, kondisi dan status persediaan.
Pengendalain khusus dibuat untuk menghapus yang telah kadaluwarsa dan item
persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk menghapus yang telah kadaluwarsa
dan persediaan yang perputarannya rendah dan membandingkan antarl level
persediaan yang telah dibuat. Pengendalian persediaan meliputi metode untuk
penanganan dan penyimpanan. Penyimpanan dan penanganan item harus memberikan
keamanan terhadap penggelapan, perlindungan terhadap kerusakan, terhindar dari
kadaluwarsa dan keyakinan adanya pengendalian yang tepat.
3.
Produksi
Just-in-Time (JIT)
Produksi just-in-time (JIT) merupakan istilah yang
digunakan untuk menjelaskan sistem produksi yang komponene diproduksi hanya
ketika diperlukan dalam suatu poses operasi. Persediaan dipakai sebagai
penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi dengan analisis
operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan yang
akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT
jiga menekankan pangendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, produksi
yang rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung
terus-menerus.
4.
Aplikasi
Akuntasnsi Kekayaan
Aplikasi Akuntansi Kekayaan menyangkut aktiva tetpa
organisasi dan investasi. Elemen penting dari pengendalian internal yang
efektif adalah pemrosesan yang akurat dan tepat waktu dari informasi yang
berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi.
Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan
investasi:
·
Untuk
mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasi aset dengan deskripsi,
biaya, dan lokasi fisik.
·
Untuk
depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortasi untuk tujuan buku dan
pajak.
·
Untuk
evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
·
Menyediakan
laporan bagi pihak manajemen untuk merncanakan dan mengendalikan item aset
individual.
Ø Aktiva Tetap
Adalah kekayaan berwujud seperti tanah, bangunan,
mesin, peralatan dan mebel yang digunkan dalam bisnis normal.Item ini relatif
permanen dan sering menunjukan investasi perusahaan yang terbesar. Ketika aset
diperoleh, ia akan ditandai dan dimasukkan ke register aktiva tetap. Untukm
alasan ini, dibuat jurnal dalam register aktiva tetap, tidak hanya untuk
mencatat tambahan, tetapi juga mencatat penjualan aset dan penghentian lainnya.
Fungsi register aktiva tetap adalah sebagai buku pembantu yang berkaitan dengan
rekening buku besar pengendali.
Ø Investasi
Investasi, seperti aktiva tetap, memerlukan pencatatan
terpisah, khususnya register investasi yang digunakan sebagai pengendalian
akuntansi. Pengendalian umum yang biasanya dilakukan untuk penangan fisik
sekuritas investasi dilakukan oleh dua orang; satu orang mengamankan kotak
deposit dan lainnya memasukkan deposit.
Sistem pemanufakturan Respons-Cepat
System pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM)
mengintegrasikan system pemanufakturan fisik dan system perencaan sumber daya
pemanufakturan (MRP II). System pemanufakturan respons-cepat adalah system CIM
yang pemanufakturan fisik dan MRP II terintegrasi dengan teknologi yang lebih
maju. Teknologi integrasi tingkat lanjut meliputi EDI (electronic data
interchange).
Komponen
system pemanufakturan Respons-Cepat
Ada dua subsistem yang secara langsung mendukung
system pemanufakturan fisik, yaitu computer-aided design nd drafting (CADD) dan
system computer-aided manufacturing (CAM).
1. CADD
Menggunakan perangkat lunak computer untuk melakukan
fungsi rekayasa dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas design
engineer. Produktivitas yang meningkat membuat organisasi harus lebih
responsive terhadap permintaan pasar untuk penawaran produk baru dan produk
yang ditingkatkan. System CADD juga memungkinkan otomatisasi terhadap
tugas-tugas desain repetitive sehingga produktivitas menigkat dan akurat.
System CADD ini juga memberikan tipe dukungan yang
berbeda.
Pertama,
Solid Modeling adalah gambaran matematika dari bagian objek solid dalam memori
computer. System ini dapat digunakan untuk memprediksi produk akhir, seperti
berat, stabilitas, atau momen kelambanan.
Kedua,
Analisis elemen hingga adalah metode matematika yang digunakan untuk menentukan
karakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur di bawah beban.
2. CAM
Meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses
pemanufakturan, alat untuk memperbaiki produktivitas proses, system pengambilan
keputusan untuk membantu pengendalian dan pengawasan proses produksi, beberapa
elemen implementasi untuk pengandalian proses shop-floor seperti robotic, programmable
logic controller(PLC) dan machine vision system. Robot industry adalah alat
yang dirancang untuk memindahkan material, suku cadang, alat atau alat khusus
dengan menggunakan variabel gerakan yang diprogram untuk berbagai macam tugas
yang dilakukan.
Beberapa system CAM, disebut system pemanufakturan
fleksibel (FMS), digabungkan dengan proses produksi yang dapat dprogram yang
dapat dikonfigurasi secara cepat untuk menghasilkan tipe produk yang berbeda.
FMS dapat memberikan kontribusi secara signifikan untuk semua kecepatan di mana
system direspons, dan itu dapat memperbesar kecepatan retooling yang banyak
makan waktu.
System
Perencanaan Daya Pemanufakuran (MRP II)
Terdiri dari system perencanaan kebutuhan bahan baku
(MRP) dan system berkaitan dengan penjualan, penagihan, dan pembelian. Akronim
MRP adalah untuk menjelaskan penggunaan computer dalam perencaan produksi dan
system pengendalian. System MRP menggunakan kemampuan komputasi dari
computer untuk memproses sejumlah besar data yang diperlukan untuk perencanaan
dan penjadwalan kebutuhan penggunaan bahan baku.
Teknologi
Integrasi Tingkat Lanjut
Fleksibilitas dan kecepatan respons system
pemanufakturan sangat tergantung pada tingkat integrasi komponen-komponen yang
terkait. Identifikasi otomatis meningkatkan integrasi karana produk dan
material yang diberi tagging / tanda elektronik secara efektif membuat mereka
dapat dibaca oleh mesin dan karena itu menjadi bagian fisik dari system
informasi organisasi yang berbasis computer
Identifikasi otomatis terhadap berbagai aktivitas
produksi merupakan hal yang penting untuk otomatisasi pabrik jadi, mesin yang
dapat membaca barcode dan teknologi scanner merupakan elemen yang sangat
diperlukan.
Perusahaan pemanufakuran dapat memperoleh keuntungan
dengan menggunakan system barcode UPC (uniform product code) standar.
Pengkodean UPC biasa digunakan dalam produk komersial. Produk seperti UPC
“Express Catalog “ dari general elektrik information services, adalah daftar
elektronik dari barcode UPC, yang memudahkan identifikasi produk barcode UPC.
Pengkodean UPC merupakan pengkodean berbasis pemasok yang dapat diaplikasikan
untuk semua titik.
Pemrosesan
transaksi Pada Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat
Pada bagian ini akan focus pada arus transaksi melalui
proses pemanufakturan. Kita berkonsentrasi pada perencanaan produksi,
penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan palaporan. Biaya berbasis aktivitas
dan hubungan antara JITdan CIM/MRP II juga akan dibahas.
1. Perencanaan produksi
Penentuan produk
yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi agar penggunaan sumber daya
pruduksi menjadi optimal. Penentuan produk yang akan diproduksi memerlukan
integrasi antara permintaan produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya
produksi yang tersedia di perusahaan.
2. Implementasi perencanaan produksi
Perencanaan
produksi master diproses untuk status produksi, daftar material, dan file
operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan
material, dan routing dan juga memperbarui file status produksi. File status
produksi berisi data akuntansi dan data operasional yang ada dalam status
pesanan produksi.
File data
material, berisi barcode untuk tiap produk yang diproduksi.
File operasi
master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap rincian kebutuhan
tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui proses
produksi.
Routing
(RTG) untuk membantu arus produksi.
Penjadwalan
Produksi
Data RTG berisi status produksi yang dikumpulkan pada
departemen pabriksebagai proses kerja. Data RTG bisa dikumpulkan berbagai cara,
RTG bisa sebagai output dokumen bagi aplikasi perencanaan produksi. RTG
dimasukkan oleh departemen pabrik sebagai proses kerja pada pesanan produksi
khusus. Setiap RTG berisi nomor pesanan produksi dan format untuk melakukan
spesifikasi pekerjaan yang telah selesai pada suatu pesanan.
Akuntansi
biaya
Adalah memperbarui file status produksi (barang dalam
proses). Data permintaan material mendokumentasikan pengeluaran material untuk
pesanan produksi khusus. Data waktu kerja dan data waktu mesin yang telah
dimasukkan dalam RTG dilanjutkan dari departemen produksi. Data RTG menunjukkan
distribusi waktu tenaga kerja dan mesin ke pesanan produksi khusus dalam
departemen produksi atau pusat saja.
Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua
biaya pesanan produksi yang telah selesai. File ini digunakan untuk memperbarui
file persediaan barang jadi. Output proses ini meliputi file persediaan barang
jadi yang diperbarui, laporan status persediaan barang jadi, ringkasan biaya
pesanan produksi yang telah selesai, dan laporan ringkas yang meliputi batch
dan informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan
ringkas dengan debit barang jadi dan kredit barang dalam proses untuk biaya
standar untuk barang yang telah selesai.
Biaya
berbasis-aktivitas
Teknik akuntansi biaya tradisional idak mencukupi lagi
dalam lingkungan CIM. Tiga elemen utama dimasukkan dalam biaya produk
pemanufakturan, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Overhead merupakan bagian dari biaya pemanufakturan selain bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung.
CIM mengubah
pola perilaku-biaya
Istilah overhead dibebankan (applied overhead)
menjelaskan teknik akuntansi biaya yang sudah dikenal dimana beban overhead
pada sebuah produk dihitung dengan menggunakan tariff aplikasi overhead yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Biaya
berbasis-aktivitas (ABC)
Menghitung beberapa tarif overhead, satu tarif untuk
setiap aktivitas pemanufakturan, dan menggunnakan tarif tersebut untuk
menghitung biaya produk dari biaya aktivitas spesifik yang terjadi selama
produksi.
Pemicu biaya
(cost driver)
Elemen yang memengaruhi biaya total dari suatu
aktivitas. Secara khusus, beberapa pemicu biaya total dari aktivitas.
MRP II Vs
MRP
System MRP II meliputi berbagai modul MRP. Modul
daftar material (bill-of-material) digunakan untuk mengomunikasikan struktur
suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan pemrosesan daftar daftar
material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran rancang bangun /
produk dari system CADD. Seperti pada MRP, modul pengendalian persediaan berisi
informasi yang akurat dan status ketetapan dari saldo yang dimiliki. Untuk
tetap akurat, teknik seperti analisis keusangan dan siklus perhitungan
sebaiknya diimplementasikan untuk memastikan akurasi dengan dasar
berkelanjutan.
Implementasi
JIT dalam lingkungan MRP II / CIM
Dalam lingkungan produksi batch, pembuatan produksi
khusus jarang terjadi. Batch dari produk yang serupa dirakit secara periodic
untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya
setup biasanya terjadi ketika suatu batch diproduksi, dan biaya ini biasanya
sama tanpa memerhatikan ukuran produksi batch yang akan dilakukan.
Lingkungan pemanfaatan JIT adalah lingkungan dengan
arus continue atau terus-menerus. Ligkungan JIT memerlukan produksi ekonomis
dari lot kecil-penting untuk operasi produksi pada basis terus-menerus untuk
meminimalkan atau secara total mengurangi persediaan.
Pertimbangan
pengendalian internal khusus
System informasi respons-cepat, sama seperti system
computer lain, meningkatkan masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi
dapat dilakukan tanpa persetujuan atau intervensi manusia, yang berarti
mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan pemisahan tugas dalam
transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan bahwa
pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari system
pemanufakturan respons-cepat.
SUMBER : http://septitembem.blogspot.co.id/2014/06/proses-bisnis-produksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar