Minggu, 27 November 2016

Proses Bisnis Produksi



Proses Bisnis Produksi

            Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi kekayaan merupakan fungsi yang ada dalam poses bisnis produksi pada peusahaan pemanufakturan. Pada peusahaan nonpemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas produksi merupakan fungsi yang terpisah. Akan tetapi pada banyak organisasi, fungsi ini menangani persediaan dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, prinsip pengenalian produksi relevan untuk banyak organisasi.
Di dalam pengendalian Siklus Transaksi pada Proses Bisnis Produksi ada 4 elemen yaitu:
1.      Pengendalian Produksi
2.      Pengendalian Persediaan
3.      Produksi Just-in-Time (JIT)
4.      Aplikasi Akuntasnsi Kekayaan

1.     Pengendalian Produksi
Yakni Sistem Akuntansi biaya yang berfokus pada pengelolaan persediaan pemanufak turan: bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi. Job costing merupakan prosedur yang harga perolehan didistribusikan ke job khusus atau pesanan produksi. Pada process costing, harga perolehan dikomplasikan dalam proses atau rekening departemen secara periodik. Pada setiap akhir periodik, harga perolehan untuk setiap proses dibagi dalam unit yang diproduksi untuk menentukan rata-rata hrga perolehan per unit. Process Costing digunakan jika tidak memungkinkan untk mengidenifikjasi pekerjaan atau lot produksi sebelumnya. Pengendalian persediaan dan produksi didasarkan pada pemisahan fungsi dan pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan produksi, formulir permintaan material, dan kartu jam kerja karyawan.

Pada pengendalian produksi ada 3 proses pengendalian yaitu:

Ø File dan Laporan
Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan file/daftar material dan file/daftar operasi master. Daftar Material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan deskripsinya dalam pesanan subperakitan. Daftar Operasi Master mirip dengan daftar material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut. Ketersediaan sumber daya untuk produksi dikomunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan menggunakan laporan status persediaan dan laporan ketersediaan faktor. Laporan status persediaan berisi sumber daya dalam persediaan yang tersedia untuk produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersedian sumber daya tenaga kerja dan mesin. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.

Ø  Arus Transaksi
Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi untuk membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi untuk mengotorisasi departemen pesediaan untuk mengeluarkan material ke departemen produksi. Di dalam alur permintaan material dan pesanan produksi fungsi akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen produksi ketika pesanan produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan permintaan material dari fungsi pengendlian persediaan dan departemen produksi. Di dalam arus transaksi ini, ada Operasi tenaga kerja yang dicatat pada kartu pencatat waktu kerja yakni rekonsiliasi periodik dari kartu pencatat waktu dengan laporan tenaga kerja produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yamh telah selesai pada pesanan produksi individual yamh telah dipindahkan melalui proses produksi. Laporan ini digunakan untuk memonitor status pesanan produksi yang belum selesai dan, jika diperlukan, dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi.

Ø  Akuntansi Biaya
Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengolah file pencatatan barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima pesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh pengendalian produksi. Setelah pesanan produksi selesai dan barang sudah ditransfer ke persediaan, beberapa dokumen diperbarui. Pengendalian produksi memindahkan pesanan produksi dari file pesanan produksi yang masih terbuka. Pencatatan persediaan barang jadi diperbarui untuk menunjukan ketersediaan produk.
Pengendalian produksi juga membutuhkan pembandingan produksi dan analisis dari faktor-faktor yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya. Pengendalian terhadap hilangnya persediaan dan pengelolaan level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang penting untuk pengendalian produksi secara keseluruan.

2.     Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan dan laporan yang berisi informasi sepeeti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan level maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan total, keputusan penting yang dibuat adalah ukuran jumlah dari setiap pesanan yang disebut economic order quantity(EOQ). Jika EOQ telah dihitung, maka keputusan dapat dilakukan.
Bagian penting dari pengendalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan untuk menetukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalain khusus dibuat untuk menghapus yang telah kadaluwarsa dan item persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk menghapus yang telah kadaluwarsa dan persediaan yang perputarannya rendah dan membandingkan antarl level persediaan yang telah dibuat. Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan. Penyimpanan dan penanganan item harus memberikan keamanan terhadap penggelapan, perlindungan terhadap kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa dan keyakinan adanya pengendalian yang tepat.
3.     Produksi Just-in-Time (JIT)
Produksi just-in-time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem produksi yang komponene diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu poses operasi. Persediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan yang akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT jiga menekankan pangendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, produksi yang rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung terus-menerus.

4.     Aplikasi Akuntasnsi Kekayaan
Aplikasi Akuntansi Kekayaan menyangkut aktiva tetpa organisasi dan investasi. Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat dan tepat waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi.
Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi:
·         Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasi aset dengan deskripsi, biaya, dan lokasi fisik.
·         Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortasi untuk tujuan buku dan pajak.
·         Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
·         Menyediakan laporan bagi pihak manajemen untuk merncanakan dan mengendalikan item aset individual.

Ø Aktiva Tetap
Adalah kekayaan berwujud seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan dan mebel yang digunkan dalam bisnis normal.Item ini relatif permanen dan sering menunjukan investasi perusahaan yang terbesar. Ketika aset diperoleh, ia akan ditandai dan dimasukkan ke register aktiva tetap. Untukm alasan ini, dibuat jurnal dalam register aktiva tetap, tidak hanya untuk mencatat tambahan, tetapi juga mencatat penjualan aset dan penghentian lainnya. Fungsi register aktiva tetap adalah sebagai buku pembantu yang berkaitan dengan rekening buku besar pengendali.

Ø  Investasi
Investasi, seperti aktiva tetap, memerlukan pencatatan terpisah, khususnya register investasi yang digunakan sebagai pengendalian akuntansi. Pengendalian umum yang biasanya dilakukan untuk penangan fisik sekuritas investasi dilakukan oleh dua orang; satu orang mengamankan kotak deposit dan lainnya memasukkan deposit.


Sistem pemanufakturan Respons-Cepat
System pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM) mengintegrasikan system pemanufakturan fisik dan system perencaan sumber daya pemanufakturan (MRP II). System pemanufakturan respons-cepat adalah system CIM yang pemanufakturan fisik dan MRP II terintegrasi dengan teknologi yang lebih maju. Teknologi integrasi tingkat lanjut meliputi EDI (electronic data interchange).

Komponen system pemanufakturan Respons-Cepat
Ada dua subsistem yang secara langsung mendukung system pemanufakturan fisik, yaitu computer-aided design nd drafting (CADD) dan system computer-aided manufacturing (CAM).

1.       CADD
Menggunakan perangkat lunak computer untuk melakukan fungsi rekayasa dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas design engineer. Produktivitas yang meningkat membuat organisasi harus lebih responsive terhadap permintaan pasar untuk penawaran produk baru dan produk yang ditingkatkan. System CADD juga memungkinkan otomatisasi terhadap tugas-tugas desain repetitive sehingga produktivitas menigkat dan akurat.
System CADD ini juga memberikan tipe dukungan yang berbeda.
Pertama, Solid Modeling adalah gambaran matematika dari bagian objek solid dalam memori computer. System ini dapat digunakan untuk memprediksi produk akhir, seperti berat, stabilitas, atau momen kelambanan.
Kedua, Analisis elemen hingga adalah metode matematika yang digunakan untuk menentukan karakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur di bawah beban.


2.       CAM
Meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses pemanufakturan, alat untuk memperbaiki produktivitas proses, system pengambilan keputusan untuk membantu pengendalian dan pengawasan proses produksi, beberapa elemen implementasi untuk pengandalian proses shop-floor seperti robotic, programmable logic controller(PLC) dan machine vision system. Robot industry adalah alat yang dirancang untuk memindahkan material, suku cadang, alat atau alat khusus dengan menggunakan variabel gerakan yang diprogram untuk berbagai macam tugas yang dilakukan.
Beberapa system CAM, disebut system pemanufakturan fleksibel (FMS), digabungkan dengan proses produksi yang dapat dprogram yang dapat dikonfigurasi secara cepat untuk menghasilkan tipe produk yang berbeda. FMS dapat memberikan kontribusi secara signifikan untuk semua kecepatan di mana system direspons, dan itu dapat memperbesar kecepatan retooling yang banyak makan waktu.

System Perencanaan  Daya Pemanufakuran (MRP II)
Terdiri dari system perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) dan system berkaitan dengan penjualan, penagihan, dan pembelian. Akronim MRP adalah untuk menjelaskan penggunaan computer dalam perencaan produksi dan system pengendalian. System MRP menggunakan kemampuan  komputasi dari computer untuk memproses sejumlah besar data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan kebutuhan penggunaan bahan baku.

Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut
Fleksibilitas dan kecepatan respons system pemanufakturan sangat tergantung pada tingkat integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifikasi otomatis meningkatkan integrasi karana produk dan material yang diberi tagging / tanda elektronik secara efektif membuat mereka dapat dibaca oleh mesin dan karena itu menjadi bagian fisik dari system informasi organisasi yang berbasis computer
Identifikasi otomatis terhadap berbagai aktivitas produksi merupakan hal yang penting untuk otomatisasi pabrik jadi, mesin yang dapat membaca barcode dan teknologi  scanner merupakan elemen yang sangat diperlukan.
Perusahaan pemanufakuran dapat memperoleh keuntungan dengan menggunakan system barcode UPC (uniform product code) standar. Pengkodean UPC biasa digunakan dalam produk komersial. Produk seperti UPC “Express Catalog “ dari general elektrik information services, adalah daftar elektronik dari barcode UPC, yang memudahkan identifikasi produk barcode UPC. Pengkodean UPC merupakan pengkodean berbasis pemasok yang dapat diaplikasikan untuk semua titik.

Pemrosesan transaksi Pada Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat
Pada bagian ini akan focus pada arus transaksi melalui proses pemanufakturan. Kita berkonsentrasi pada perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan palaporan. Biaya berbasis aktivitas dan hubungan antara JITdan CIM/MRP II juga akan dibahas.
1.       Perencanaan produksi
Penentuan produk yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi agar penggunaan sumber daya pruduksi menjadi optimal. Penentuan produk yang akan diproduksi memerlukan integrasi antara permintaan produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya produksi yang tersedia di perusahaan.
2.       Implementasi perencanaan produksi
Perencanaan produksi master  diproses untuk status produksi, daftar material, dan file operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan material, dan routing dan           juga memperbarui file status produksi. File status produksi berisi data akuntansi dan data operasional yang ada dalam status pesanan produksi.
File data material, berisi barcode untuk tiap produk yang diproduksi.
File operasi master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap rincian kebutuhan tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui proses produksi.
Routing (RTG) untuk membantu arus produksi.

Penjadwalan Produksi
Data RTG berisi status produksi yang dikumpulkan pada departemen pabriksebagai proses kerja. Data RTG bisa dikumpulkan berbagai cara, RTG bisa sebagai output dokumen bagi aplikasi perencanaan produksi. RTG dimasukkan oleh departemen pabrik sebagai proses kerja pada pesanan produksi khusus. Setiap RTG berisi nomor pesanan produksi dan format untuk melakukan spesifikasi pekerjaan yang telah selesai pada suatu pesanan.

Akuntansi biaya
Adalah memperbarui file status produksi (barang dalam proses). Data permintaan material mendokumentasikan pengeluaran material untuk pesanan produksi khusus. Data waktu kerja dan data waktu mesin yang telah dimasukkan dalam RTG dilanjutkan dari departemen produksi. Data RTG menunjukkan distribusi waktu tenaga kerja dan mesin ke pesanan produksi khusus dalam departemen produksi atau pusat saja.

Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya pesanan produksi yang telah selesai. File ini digunakan untuk memperbarui file persediaan barang jadi. Output proses ini meliputi file persediaan barang jadi yang diperbarui, laporan status persediaan barang jadi, ringkasan biaya pesanan produksi yang telah selesai, dan laporan ringkas yang meliputi batch dan informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan ringkas dengan debit barang jadi dan kredit barang dalam proses untuk biaya standar untuk barang yang telah selesai.

Biaya berbasis-aktivitas
Teknik akuntansi biaya tradisional idak mencukupi lagi dalam lingkungan CIM. Tiga elemen utama dimasukkan dalam biaya produk pemanufakturan, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Overhead merupakan bagian dari biaya pemanufakturan selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

CIM mengubah pola perilaku-biaya
Istilah overhead dibebankan (applied overhead) menjelaskan teknik akuntansi biaya yang sudah dikenal dimana beban overhead pada sebuah produk dihitung dengan menggunakan tariff aplikasi overhead yang telah ditetapkan sebelumnya.

Biaya berbasis-aktivitas (ABC)
Menghitung beberapa tarif overhead, satu tarif untuk setiap aktivitas pemanufakturan, dan menggunnakan tarif tersebut untuk menghitung biaya produk dari biaya aktivitas spesifik yang terjadi selama produksi.

Pemicu biaya (cost driver)
Elemen yang memengaruhi biaya total dari suatu aktivitas. Secara khusus, beberapa pemicu biaya total dari aktivitas.
MRP II Vs MRP
System MRP II meliputi berbagai modul MRP. Modul daftar material (bill-of-material) digunakan untuk mengomunikasikan struktur suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan  pemrosesan daftar daftar material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran rancang bangun / produk dari system CADD. Seperti pada MRP, modul pengendalian persediaan berisi informasi yang akurat dan status ketetapan dari saldo yang dimiliki. Untuk tetap akurat, teknik seperti analisis keusangan dan siklus perhitungan sebaiknya diimplementasikan untuk memastikan akurasi  dengan dasar berkelanjutan.

Implementasi JIT dalam lingkungan MRP II / CIM
Dalam lingkungan produksi batch, pembuatan produksi khusus jarang terjadi. Batch dari produk yang serupa dirakit secara periodic untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya setup biasanya terjadi ketika suatu batch diproduksi, dan biaya ini biasanya sama tanpa memerhatikan ukuran produksi batch yang akan dilakukan.

Lingkungan pemanfaatan JIT adalah lingkungan dengan arus continue atau terus-menerus. Ligkungan JIT memerlukan produksi ekonomis dari lot kecil-penting untuk operasi produksi pada basis terus-menerus untuk meminimalkan atau secara total mengurangi persediaan.

Pertimbangan pengendalian internal khusus
System informasi respons-cepat, sama seperti system computer lain, meningkatkan masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan tanpa persetujuan atau intervensi manusia, yang berarti mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan pemisahan tugas dalam transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan bahwa pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari system pemanufakturan respons-cepat.
                               
SUMBER : http://septitembem.blogspot.co.id/2014/06/proses-bisnis-produksi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar